Facebri - Facenya si Sobri
engalaman ketika liburan memang gak selalu manis,
pasti ada aja sisi pahitnya, tapi kalo sepanjang perjalanan terasa pahit semua lumayan juga. Tapi justru itu yang buat liburan gue menjadi
lebih seru dan lebih berarti sehingga menjadi pengalaman yang tak terlupakan.
CARITA
DE ANYER PART II
Kenapa
part II ? Karena 2 tahun yang lalu ketika liburan Idul Fitri juga, tepatnya tanggal 16/09/2010, gue bersama 11 orang teman dengan mengendarai sepeda motor, udah pernah berangkat ke tempat yang sama
|
Foto 1. Persiapan berangkat menuju Pantai Anyer dan
Carita |
Lalu kenapa Carita De Anyer? Karena
waktu itu gue bersama yang lainnya berpindah-pindah tempat dari Pantai Anyer
kemudian sorenya ke Pantai Carita, dan malamnya kembali ke Pantai Anyer lagi untuk menginap disana.
Jadi Carita De Anyer J.
|
Foto 2. Kawasan Wisata Pantai Anyer |
Tapi kali ini, gue dengan 8
(delapan) orang lainnya yang tidak lain adalah teman - teman gue dan plus satu
driver jadi total 10 orang berangkat menuju tempat wisata Pantai Carita Pasir
Putih Banten dengan sebuah mobil.
Sekitar pukul 7.30 AM setelah semua persiapan dimasukan ke dalam mobil, gue dan yang lainnya pun berangkat. Dari sebelum memasuki mobil, gue
udah rencanain posisi buat duduk di mobil. 1 cowok di kursi depan menemani
driver, 4 cewek di bangku tengah, gue dengan 3 cowok lainnya di bangku belakang.
Maksud gue posisi seperti itu agar ketika di perjalanan cewek-cewek bisa duduk
bareng dan gak risih duduk bareng dengan cowok-cowok. Begitupun buat gue dan 3
cowok lainnya yang duduk di belakang, biar gak risih, bisa becanda dan biar
bisa ngobrol tanpa terhalang oleh para cewek supaya mereka pun gak terganggu.
Dan satu cowok lainnya yang duduk di depan, dimaksudkan agar bisa menemani
driver karena dia lah satu-satunya yang mengenal driver di perjalanan liburan
itu.
Di awal perjalanan posisi duduk kita
udah persis dengan rencana yang gue buat, namun masih kurang 2 teman yang lain
yang memang minta dijemput di depan gang rumahnya, karena perjalanan kali ini
melewati jalanan gang rumahnya. Jadi posisi duduk sementara masih 1 orang di
bangku depan dengan driver, 3 cewek di bangku tengah, 3 cowok di bangku
belakang. (Ubay
– di depan dengan driver; Zet, Ayu, dan Tri - di tengah; Gue, Tama, dan Sem–
di belakang)
Mobil pun langsung melaju sambil
menjemput 2 teman lainnya di depan gang rumahnya.
Perjalanan On Vacation pun dimulai.
Gue bersama teman-teman lainnya dengan asik bercanda, saling ledek dan
lain-lain. Ada yang menanggapi, tertawa, ada juga yang terdiam. Sampai di depan
gang rumah teman gue, mobil pun berhenti kemudian mereka pun masuk ke dalam
mobil. Yang cewek (Ani) masuk lewat pintu tengah dan kemudian duduk di bangku
tengah, begitupun yang cowok (Alan) masuk lewat pintu belakang dan duduk di
bangku belakang.
“Masa lewat pintu belakang duduk di
bangku depan? Mau ngapain?”
Posisi duduk pun sudah tepat sesuai
rencana awal gue. Namun hal itu tidak berlangsung lama, baru beberapa detik
mereka berdua duduk, bahkan mobil pun belum kembali melaju, Ani pun interupsi
agar bisa duduk di bangku belakang bertukar dengan salah satu yang lain agar
bisa duduk bersama dengan pasangannya (Alan) yang tidak lain adalah suaminya
(karena sudah menikah).
Akhirnya teman gue yang tadinya
duduk di belakang (Tama) menyetujui bertukar tempat dengan Ani. Jelas aja si Tama
setuju, karena dengan dia pindah maka bisa duduk berdampingan dengan pacarnya
Tri. Dari situ, posisi duduk yang gue rencanain jadi berantakan. (Ubay –
di depan; Zet, Ayu, Tri dan pacarnya Tama
- di tengah; Gue, Sem, Alan dan istrinya Ani – di
belakang)
Di sinilah awal kegalauan gue :(
Di awal perjalanan semua berjalan
seperti biasa. Sama seperti tadi sebelum Ani dan Alan memasuk mobil, saling
ledek, bercanda-canda, seru-seruan. Setelah beberapa jam perjalanan, suasana
pun semakin sepi. Orang-orang di dalam mobil mungkin sudah kecapekan, ada yang diam
membisu, ada yang tertidur, memainkan HP/BB, driver pun tetap menjalankan
tugasnya menyupir mobil. Tapi justru kondisi inilah yang membuat gue galau.
Bisa di bayangin, posisi duduk Ayu
lebih ke depan ke arah tempat duduk suami nya (Ubay), Tama dan Tri duduk
bersebelahan, posisi Sem yang duduk di bangku belakang pun sama, Sem duduk
lebih ke depan sambil berpegangan bahkan sesekali memeluk kekasihnya Zet dari
bangku belakang, apalagi dengan Alan dan Ani (pasangan suami istri yang duduk bersebelahan
tepat di depan tempat duduk gue). Cuma gue dan driver yang duduk menyendiri dalam perjalanan itu :-(.
Gak cuma sampai di situ, karena
ketika sampai di kawasan wisata Pantai Pasir Putih pun mereka jalan
bergandengan, becanda berdua dengan pasangannya, makan suap-suapan, foto
bersama, narsis di depan kamera berdua, nyoret-nyoret pasir dengan nama mereka
berdua, bercanda-canda di pantai berdua, beli baju berdua. Sedangkan gue, harus
puas dengan menggenggam kamera dan menggambil gambar dengan objek yang bikin
gue sakit hati SENDIRI.
|
Foto 3.
Bersama dengan pasangan masing-masing, kecuali
gue :( |
Foto-foto
di atas gue yang ambil semua, kecuali foto gue sendiri tentunya. Yang bikin
tambah sakit hati, bisa dilihat dari foto gue yang sendiri itu, kayaknya si
Fotografer sengaja memberikan ruang kosong di sebelah kiri gue (kanan gambar).
Entah apa alasannya, mungkin biar bisa gue edit (tambahin foto cewek, ahahaha).
Tapi kalau tahu seperti itu, kayaknya gue bakalan ajak driver buat foto bareng
deh.
|
Foto 4. Mereka ber-delapan, TANPA GUE :(
|
Gue emang jomblo, tapi selama ini gue gak pernah mempermasalahkan
tentang status jomblo gue. Gak pernah merasa sendiri, sepi, apalagi galau
karena jomblo. Justru gue ngerasa lebih bebas dan lebih asik dengan status
tersebut. Karena memang gue punya banyak teman-teman yang asik buat ngobrol,
sharing dan lain-lain tanpa harus punya pacar. Tapi kali ini lain, keadaan ini
yang membuat gue ngerasa sendiri.
|
Foto 5. Lagi-lagi gue foto SENDIRIAN :( |
Di perjalanan pulang pun akhirnya
gue mengalah, gue yang merubah posisi duduk menjadi Tri dan pacarnya Tama, juga
Ayu dan Ubay di bangku tengah, Zet dan pacarnya Sem dan juga Ani dengan
suaminya Alan di bangku belakang, sedangkan gue menemani supir duduk di bangku
depan. Gak seperti yang gue duga, ternyata mereka sama sekali gak merasa risih,
justru malah senang bisa duduk bersama sang pujaan hati. Sedangkan gue, duduk
sendiri di depan menemani sang driver menyetir mobil.
|
Foto 6. Gue Sendiri duduk di depan
menemani driver
|
Sesekali gue melihat keadaan
belakang bangku gue. Hmm, tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata, hanya hati
gue yang bisa bersuara. Tapi justru gue malah lebih senang duduk sendiri di
depan, selain melihat kebahagiaan teman-teman gue di bangku belakang walaupun duduk
desek-desekan, tapi juga gue bisa lebih puas tidur tanpa terganggu pemandangan
di depan gue seperti waktu berangkat tadi, walaupun sesekali gue liat ke
belakang juga.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berikan, komentar, kritik ataupun saran yang membangun :)
Terima Kasih