Mengeluh & menggalau di Internet. Masih zaman ? - Facebri (Face nya sobri)

Facebri (Face nya sobri)

Catatan, curhatan (Curahan hati), cerita-cerita, kisah, pengalaman, baik yang lagi senang, sedih, lucu, kocak, bahagia, romantis, sadis, tragis, dan lain-lain dari si sobri dan orang-orang di sekitarnya. Berbagi pelajaran dari setiap pengalaman :)

Post Top Ad

Mengeluh & menggalau di Internet. Masih zaman ?

Share This
Mengeluh
----------
Quote :
"Mengeluh itu manusiawi, tetapi terlalu banyak mengeluh itu namanya watak.
Mengeluh tidak akan menyelesaikan masalah, dan janganlah suka mengeluh di facebook,
karena hanya akan memperparah keadaan, serta menularkan aura gelap ke para pembaca,
dan akan memberikan kesan negatif."

Itulah sebabnya terkadang gue bisa membaca watak seseorang pengguna facebook hanya dari statusnya.
Mungkin begitupun orang yang baca status-status gue.
Poin pertama -> mengeluh itu manusiawi
Betul, karena gue rasa hampir semua teman facebook gue pernah mengeluh begitupun gue, baik disadari atau enggak tapi itu kenyataannya.
Masalahnya seberapa sering ia mengeluh dan hal apa saja yang ia keluhkan.

Quote -> :
"Selembar kertas putih di atas meja di sebut selembar kertas,
 Selembar kertas di tempat sampah akan berubah sebutan menjadi sampah.
 Berbeda tempat, beda rasa, beda makna, beda nasib.

 Kita bukan kertas yang tidak mampu untuk memilih tempat dimana kita berada,
 Kita bukan kertas yang maknanya bergantung orang lain yang memberi makna,
 Kita adalah manusia merdeka, yang bebas memberi makna terhadap diri kita sendiri.

 Mampu mengubah makna, mampu mengubah nasib."

 Jadi intinya, "Pandai-pandailah menempatkan diri anda. Karena, suatu saat itu bisa menjadi boomerang terhadap diri anda sendiri."
 Kenapa gue bilang gitu, karena ini pernah kejadian oleh salah satu temen gue.
 Ceritanya dia sering update status atau twitter yang kebanyakan isinya adalah keluhan kehidupannya,
 Seriiiing banget, pagi-pagi sudah ngeluh, siang ngeluh, sampai malam pun ia masih tetap mengeluh.

 Isinya keluhan tentang makanan (gak ada makanan, makanannya begini begitu, kurang ini kurang itu, #kurangBanyak),
 perjalanan yang gak menyenangkan , waktu istirahat yang tersita,
 pacarnya yang kurang perhatian, tentang kerjaan, lembur tanpa dibayar (loyalitas),
 keluhan penyakitnya (pusing, sakit perut, sakit gigi, sariawan, pegel-pegel, kecapean, kelaparan, kekenyangan, ketiduran, dan lain-lain).
 pulang kerja ngeluh karena kerjaan, sampai rumah ngeluh gak ada makanan, sampai kamar ngeluh susah tidur.
 dan lain-lain dan lain-lain. Ngeluuuuuh sepanjang hari sepanjang status.

 Suatu saat karena dia bosan dengan kerjaan di kantornya yang lembur tanpa bayaran, akhirnya dia memutuskan untuk pindah ke perusahaan lain.
 Dia coba untuk Apply lamaran lewat Internet, di beberapa perusahaan ternama ia coba melamar, beberapa hari ia menunggu.
 Akhirnya ada panggilan di salah satu perusahaan yang terbilang bonafit, dan ia melakukan Interview beberapa kali, beberapa hari.

 Setelah menjalani beberapa Interview dan juga rangkaian tes, karena ia merasa akan diterima di perusahaan tersebut akhirnya ia mengundurkan diri di perusahaan sebelumnya ia bekerja.

 Di hari terakhir penentuan penerimaan pegawai dan negosiasi gaji. Ternyata ia dikejutkan oleh pertanyaan yang menanyakan tentang status-statusnya di Facebook dan twitter. Dan akhirnya Interview di hari terakhir pun selesai dengan perasaan yang mendebarkan baginya karena hal tersebut.

 Beberapa hari ia menunggu panggilan kerja, sampai ia menanyakan tentang nasib lamarannya tersebut dan harus  kecewa dengan jawaban yang secara tidak langsung adalah menolak hasil interview pun ia terima. Setelah hari itu, ia pun tersadar akan kesalahannya dan menceritakan hal ini supaya teman-temannya tidak mengalami hal serupa dengannya.

 Selain kesalahan mengeluh sepanjang hari, tapi juga ia membuka privasi publik sehingga siapa saja bisa melihat apa yang ia kerjakan di Akun tersebut.
 Kejadian ini bukan cuma temen gue aja yang mengalami, tapi banyak juga kejadian serupa lainnya. Jadi, saat ini banyak perusahaan yang melihat calon pekerja/pegawainya dari apa yang ia lihat di jejaring sosial tersebut.

 Jadi seperti yang gue sebutkan di atas, "Pandai-pandailah menempatkan diri anda. Karena, suatu saat itu bisa menjadi boomerang terhadap diri anda sendiri."
 Gak salah cerita di Facebook, curhat, mengunggkapkan kegundahan, kalau itu bisa menjadikan diri lo lebih tenang. Tapi kalau cerita, curhat lo itu semua kebanyakan gundah, galau, ngeluh dan hal-hal negatif lainnya yah gak bagus juga.

 Kecuali kalau emang curhatan lo itu punya motif-motif tertentu, misalnya supaya orang yang baca bisa tertawa, bisa mengambil manfaat dari status lo seperti halnya cerita Raditya Dika yang kebanyakan isinya tentang kehidupannya yang menyedihkan, kejenuhan ia hidup di Indonesia yang banyak hal aneh dan lain-lainnya. Kalau cuma pengen bikin orang terharu, kasian, sedih. Mendingan jangan deh, karna itu yang dinilai orang dari diri lo.
 Ingat "Selembar kertas putih di atas meja di sebut selembar kertas,
        Selembar kertas di tempat sampah akan berubah sebutan menjadi sampah.
        Berbeda tempat, beda rasa, beda makna, beda nasib."

 Status-status lo bisa jadi berharga kalau emang bisa lo kumpulin, lo kemas menjadi sesuatu yang menarik, lo jadiin sebuah tulisan yang bisa membuat orang terinspirasi, mengambil manfaat dari status lo itu. Tapi kalau isinya
 " Ya Allah sakit banget :( "
 "Kenapa sih dia begitu"
 "Pengen nangis :("
 "Nyesek banget "
 "Sakit hati ya Allah"

Itu yang akan membedakan makna sebuah kalimat "Berbeda tempat=> beda rasa=> beda makna"

 Semoga bermanfaat


 Facebri - facenya si Sobri

 _______
 5013121

1 comment:

  1. gue ijin share ya mas. Maaf kalo gue potongin beberapa paragrap biar ga kepanjangan ^_^

    Titin FriedRice :D

    ReplyDelete

Silahkan berikan, komentar, kritik ataupun saran yang membangun :)
Terima Kasih

Followers

Post Bottom Ad


Pages